Baby (CINTA LAURA KIEHL), adalah gadis yatim piatu yang cantik, energik dan memiliki cita-cita menjadi seorang penari utnuk membiayai Opanya, yang sudah sakit-sakitan. Secara diam-diam Baby yang putus sekolah ini ikut dalam sebuah kompetisi Tari SMA, dengan memakai topeng dan identitas baru, PHANTOM
Penampilannya yang luar biasa membuat semua penonton dan panitia terkesima. Tapi semua bingung, siapakah Phantom yang misterius ini? Penyelenggara kompetisi, WIZARD (ANDY RIFF) mengajukan syarat ke Baby, ia boleh ke grand final, dengan syarat ia harus masuk ke sekolah yang ditunjuk oleh Wizard yaitu PEKERTI LUHUR, dengan semua biaya ditanggung
Pekerti luhur adalah sekolah swasta elit dengan puluhan peraturan ketat, yang dipimpin Kepsek muda super disiplin, PAK YUDO (TIO PAKUSADEWO). Anak laki-lakinya, BENNY (RIDWAN GHANY), 15, adalah ketua PHP (Pengawas Harmoni Pendidikan), dengan tugas memastikan tidak ada siswapun yang melanggar peraturan. ZARRO (RANDY PANGALILA), cowok paling keren di sekolah, yang juga peserta grand final dance competition, sangat membenci Benny
Kemunculan Baby di sekolah dengan semua kecerobohan dan kekonyolannya membuat Benny geram. Mereka berdua langsung menjadi musuh
Apakah Baby akan tertipu trik Zarro? Bisakah ia mengikuti grand final? Dan Apakah Baby dan Benny akan pernah bisa bersatu?
Rabu, 19 November 2008
Music
BICARA skill, band Jakarta bernama D’Masiv ini sebenarnya sudah khatam. Mereka termasuk band festival di Jakarta yang memilih progresif rock sebagai pijakan bermusik. Semua personilnya --dulu-- kerap pamer skill individu untuk menarik perhatian penonton. "Memang, dulu kita ikut sering festival yang biasanya rock progresif," kata Rian, vokalis, ketika ngobrol dengan beberapa waktu lalu.
Personil lainnya, seperti Kiki [gitar], Rama [gitar], Ray [bass] dan Wahyu [drum], termasuk musisi yang awalnya juga kerap mengumbar skill. "Dulu kita memang terpengaruh band-band keras dan mengandalkan skill, seperti Dream Theatre. Jadi bawaannya mau main skill saja," aku Rian jujur. Malah ketika mereka merilis album perdana berjudul ’Menuju Nirwana’ lewat jalur indie, nyaris semua lagunya bermain di area progresif. "Album itu memang kita garap waktu kita masih SMA dan tanpa music director. Jadi memang kencang terus," kenang Rian soal album yang rilis tahun 2004 silam.
Seiring waktu, D’Masiv ternyata menyadari ada kelemahan dari apa yang mereka tonjolkan waktu itu. "Orang tidak bisa menikmati musik kita," tambah Rian. Lama-lama mereka memilih berkiprah di pop-rock dengan lirik dan lagu-lagu yang lebih bisa didengar dengan enak. "Bukan berubah, tapi proses pendewasaan musikalitas kita juga," tambah Rian.
Pilihan band yang terbentuk tahun 2003 ini pun berujung sukses. Mereka terpilih sebagai juara pada helatan salah satu ajang musik nasional. Sebagai kampiun, D’Masiv memang punya skill dan performance yang apik. Secara fashion juga tampaknya sudah dipersiapkan dengan matang.
Sebagai juara, mereka berhak atas album utuh dan tur selama setahun bareng sponsor. Diawali dengan album kompilasi yang juga menjagokan single mereka. "Ya kita sih berharap lagu-lagu yang kita buat ini bisa diterima dengan lebih baik," tegas Rian lagi
sumber : rileks.com
Personil lainnya, seperti Kiki [gitar], Rama [gitar], Ray [bass] dan Wahyu [drum], termasuk musisi yang awalnya juga kerap mengumbar skill. "Dulu kita memang terpengaruh band-band keras dan mengandalkan skill, seperti Dream Theatre. Jadi bawaannya mau main skill saja," aku Rian jujur. Malah ketika mereka merilis album perdana berjudul ’Menuju Nirwana’ lewat jalur indie, nyaris semua lagunya bermain di area progresif. "Album itu memang kita garap waktu kita masih SMA dan tanpa music director. Jadi memang kencang terus," kenang Rian soal album yang rilis tahun 2004 silam.
Seiring waktu, D’Masiv ternyata menyadari ada kelemahan dari apa yang mereka tonjolkan waktu itu. "Orang tidak bisa menikmati musik kita," tambah Rian. Lama-lama mereka memilih berkiprah di pop-rock dengan lirik dan lagu-lagu yang lebih bisa didengar dengan enak. "Bukan berubah, tapi proses pendewasaan musikalitas kita juga," tambah Rian.
Pilihan band yang terbentuk tahun 2003 ini pun berujung sukses. Mereka terpilih sebagai juara pada helatan salah satu ajang musik nasional. Sebagai kampiun, D’Masiv memang punya skill dan performance yang apik. Secara fashion juga tampaknya sudah dipersiapkan dengan matang.
Sebagai juara, mereka berhak atas album utuh dan tur selama setahun bareng sponsor. Diawali dengan album kompilasi yang juga menjagokan single mereka. "Ya kita sih berharap lagu-lagu yang kita buat ini bisa diterima dengan lebih baik," tegas Rian lagi
sumber : rileks.com
Rabu, 12 November 2008
Langganan:
Postingan (Atom)